asal-asalan nulis

selamat datang para temen2 trima kasih telah sudi membuka blog aku semoga aku tambah lebih teliti dan smoga tidak menjadikan bloger yang menyimpang dari agama maupun hukum2 yang berlaku.....hehehehehehehe asal nulis aja.

Senin, 19 Desember 2011

tolipmuh-blogspot.com

tolipmuh-blogspot.com

Belajar fotografi yuk …


Pada dasarnya sama seperti belajar ilmu-ilmu yang lain , perlu pengetahuan dasar lalu praktek . Porsi praktek harus lebih banyak dibanding porsi untuk mempelajari teori teknisnya . Dan dua-duanya sebaiknya dijalani secara paralel . Baca praktek baca praktek baca praktek baca …
Apa yang harus dipelajari ? Secara garis besar , menurut saya sih cuman dua . Teknis dan Komposisi .
  1. Teknis ? adalah memahami kamera dalam cara kerjanya menangkap cahaya untuk direkam. Tidak kamera saja sih , tapi tercakup juga aspek lain dari asesoriesnya , proses pencetakan , editing dll. Intinya hal yang berbau teknis .
    Di fotografi , lumayan banyak istilah teknis yang dipakai . Belum lagi setiap vendor memiliki nama-nama yang berbeda untuk sebuah teknologi . Banyak ! tapi jangan terlalu diambil pusing . Belajar memang seperti itu . Lambat laun , setiap istilah akan terkuak maknanya dan kita jadi lebih mengerti . Tetap konsisten belajar ! .Beberapa ilmu teknis diantaranya :
    • mengenal kamera , lensa , sensor
    • memahami exposure dan 3 elemen pentingnya : aperture , shutter speed , dan ISO / ASA
    • memahami WhiteBalance (WB)
    • asesories kamera dan fungsinya ( tripod , flash , lens filter dll )
    • post editing ( photoshop etc )
    • color management
    • dll
  2. Komposisi ? adalah bagaimana membuat / mengkomposisi sebuah obyek yang akan difoto menjadi menarik untuk dilihat . Banyak faktor yang bisa membuat sebuah foto menjadi menarik diantaranya ketepatan momen , warna , posisi obyek , ekspresi obyek dll . Sebisa mungkin kita mengumpulkan sebanyak mungkin faktor-faktor tersebut ke dalam sebuah foto . Masih bingung tentang komposisi ? mending baca aja langsung tip-tip mengenai komposisi di http://digital-photography-school.com/blog/category/composition-tips/.
    Komposisi ini lebih ke cita rasa seni / art. Tidak ada aturan baku semacam user manual etc. Semata-mata tergantung dari rasa sang fotografer. Pesan apa yang akan dia sampaikan , dan apakah pesan itu sampai ke penikmat foto.
Teknis dan Komposisi ! kedua-duanya dibutuhkan untuk menghasilkan foto yang berkualitas . IMHO , pengetahuan akan komposisi lebih penting karena tidak akan pernah habis ide-ide untuk menghasilkan foto yang unik / berkualitas . Lain halnya pengetahuan teknis . Bisa mentog atau habis , bisa didapat dari User Manual atau tutorial yang ada . Penguasaan komposisi tidak mungkin diperoleh kecuali dari latihan jepret terus menerus . Melatih mata untuk melihat momen yang ada , menunggu waktu yang tepat , mem-visualisasi-kan target akhir yang kita inginkan dsb .
Namun pengetahuan teknis juga hendaknya tidak ditinggalkan . Istilahnya kita belajar mobil kita sudah tahu teorinya sehingga ketika berkendaraan sudah pakai feel , tinggal jalan. Begitupun dengan penggunaan kamera . Ketika momen bagus itu datang , jangan sampai hasilnya tdk optimal gara-gara setting kamera yang salah.
Media untuk belajar
Ini era digital bung !! Informasi mudah didapatkan semudah menjetikkan jemari . Go Online dan gali tutorial yang ada . Fotografi itu ilmu yang udah puluhan tahun .. sudah banyak sekali beredar di Internet .







Senin, 02 Mei 2011

MITOS AYAM PUTIH

Mitos Ayam Putih

02/05/2011




Ayam berbulu putih mulus terkenal karena karisma bulunya yg bersih mengkilat. Kata orang, ayam bulu putih berguna sebagai penolak bala. Kalau ada ayam putih mulus di kandang, maka berbagai penyakit seakan tidak mau mampir.
Ayam putih juga terkenal karena mitosnya yang selalu membawa keributan di kalangan. Kalau ayam putih berlaga, dipastikan kalangan akan menjadi 'ribut' atau kena tubruk aparat.
Benarkah...??

Kalau dipikir2, mitos2 ini ada benarnya juga.
Memiliki ayam putih mulus memang bisa menghindari penyakit. Karena ayam putih mulus harus dirawat benar2 supaya bulunya tidak kotor kena tanah atau debu. Mereka yg menggemari ayam putih mulus biasanya penggemar yg apik, rajin dan selalu memperhatikan kebersihan.
Karena selalu bersih inilah, maka otomatis kandang bebas dari penyakit.

Ayam aduan berwarna putih memang jarang didapati. Ayam2 lain biasanya akan terheran2 melihat warna musuh yg putih. Itulah sebabnya, ketika ayam putih dibawa ke gelanggang dan dikeluarkan dari kisa, ayam2 lain akan petok2 ribut keheranan. Ini menimbulkan keributan pertama...

Keributan kedua terjadi ketika ayam putih tarung. Karena musuh yg jarang melihat ayam berwarna putih, seringkali musuh lompat ketika ayam baru saja abar 1-2 menit. Ini membuat para petaruh berdebat tentang sah atau tidaknya kemenangan. Dari perdebatan ini, bisa memicu keributan yg lain antar sesama petaruh. Akhirnya timbul perkelahian. Dari perkelahian ini, datanglah aparat keamanan dan membubarkan gelanggang.

Terbukti, mitos ayam putih memang benar adanya.
hehehehe....

Minggu, 01 Mei 2011

KOMPAS.com - Selasa (4/1) siang, Sukamto (30) terlihat sibuk memetik cabai-cabai merah yang mulai matang. Sudah sebulan ini ia mengurus lahan seluas 1 hektar yang disewa juragannya, Sumardi Margam Basuki, di Karangrejo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah.

Meski belum menikmati langsung hasilnya, Sukamto sudah bermimpi akan kecipratan bonus, menyusul kabar adanya kenaikan harga cabai. Sebelumnya ia menanam melon. Dan, saat hasilnya bagus, ia mendapat bonus Rp 1,5 juta. Adapun untuk mengurus lahan cabai, ia mendapat upah Rp 50.000 per hari.

”Kalau begini, petani ikut menikmati kenaikan harga cabai. Kebetulan hasil kami cukup bagus, tidak rusak, karena kondisi tanah di sini cepat kering jika kena hujan,” kata Sukamto.

Sumardi Margam Basuki (55), sang juragan, baru sekali ini bertanam cabai. Dua musim sebelumnya, ia bertanam melon. Namun, pada panen kedua, hasilnya kurang baik sehingga ia beralih menanam cabai.

Pilihan waktunya ternyata tepat. Pas panen, harga cabai di pasaran melambung. Meski baru sebulan menanam dan mulai memetik hasil dari bertanam cabai, modal usaha Rp 45 juta sudah kembali, bahkan beroleh keuntungan. ”Kalau harga bagus terus, petani dapat menikmati keuntungan yang cukup baik,” katanya.

Margam biasa menjual cabai ke Pasar Legi, Solo. Seperti pada Senin lalu, cabai merah besar hasil panenannya laku Rp 20.000 per kilogram (kg). Oleh pedagang eceran di Pasar Legi, cabai tersebut dijual Rp 25.000 per kg, bahkan sempat mencapai Rp 36.000 per kg.

Harga cabai merah keriting dijual Rp 45.000 per kg dan sempat mencapai Rp 50.000 per kg, sedangkan cabai merah keriting super Rp 30.000 per kg. Dalam kondisi normal, harga cabai merah besar hanya Rp 10.000 per kg.

”Kalau harga Rp 10.000 per kg sekadar balik modal. Kalau seperti sekarang, alhamdulillah, petani bisa untung,” katanya.

Tak ikut menikmati

Berbeda dengan petani cabai di Karanganyar yang beruntung, di Kabupaten Brebes, sejumlah petani cabai justru gigit jari. Pada saat harga cabai tinggi seperti sekarang, tanaman cabai mereka banyak yang gagal panen akibat tingginya curah hujan.

Dalam kondisi cuaca tak menentu pada musim tahun ini, biaya produksi yang harus ditanggung petani melonjak. Pasalnya, tanaman cabai mudah terserang hama sehingga butuh banyak pestisida dan fungisida.

Menurut Andit Susilo (30), petani cabai di Desa Lembarawa, jika biasanya selama musim tanam (sekitar tiga bulan) penyemprotan hama penyakit hanya tiga kali, saat ini terpaksa 5-8 kali. ”Untuk lahan 1 hektar, sekali ’mengobati’ bisa Rp 1 juta. Padahal, harga obat antihama saat ini naik terus,” katanya.

Biaya yang dikeluarkan juga lebih mahal, mengingat petani harus menambah biaya tenaga kerja. Dalam kondisi normal, untuk lahan 1 hektar biayanya sekitar Rp 15 juta. Namun, pada musim tanam lalu (September-November), Andit menghabiskan biaya Rp 25 juta.

Biaya yang dikeluarkan itu tak sebanding dengan hasil yang ia dapat yang hanya sekitar Rp 5 juta lantaran cabai panenannya banyak yang busuk. Padahal, saat kondisi normal, produksi cabai bisa mencapai 5 ton per hektar, tetapi saat ini hanya sekitar 2 kuintal per hektar.

”Cabai mahal, tetapi petani malah rugi,” katanya.

Nasib apes juga menimpa sebagian petani cabai di Kabupaten dan Kota Malang, Jawa Timur. Pada saat para petani cabai lain menikmati berkah naiknya harga cabai, mereka justru rugi akibat gagal panen. Akibat kehabisan modal, sebagian di antara mereka bahkan terpaksa mengganti tanaman cabai mereka dengan tanaman lain.

Saptono, petani cabai asal Sumberpucung di Kabupaten Malang, misalnya, kini mengganti tanaman cabainya dengan jagung. ”Ini karena pada Desember lalu saya rugi banyak,” ujar Saptono.

Sebaliknya, Arief Wibowo (27) justru tengah merasakan nikmatnya menjadi petani cabai. Tanaman cabai merah petani asal Tumpang, Kabupaten Malang, ini sedang dalam kondisi bagus dan siap panen persis pada saat harga cabai terus merambat naik. ”Minggu lalu saya menjual cabai Rp 45.000 per kg. Minggu ini dan minggu depan ada kemungkinan harganya naik lagi. Saat ini memang masa-masa manis bagi petani cabai,” ujar Arief, petani yang memiliki lahan seluas 1 hektar itu.

Pedasnya rasa cabai, bagi sebagian petani justru dirasakan manis manakala panen bagus dan harga jual di pasaran tinggi. Juragan cabai menangguk untung, buruh tani pun bisa berharap akan ikut kecipratan rezeki. Sebaliknya, ketika gagal panen, apalagi jika pada saat bersamaan harga cabai anjlok, petani hanya bisa pasrah. Mau apa lagi?

Selasa, 26 April 2011

poto-poto mania

bagi para pecinta foto grafi ku harap kritik dan saranya dengan apa yang aku pasang di bloger ini...